Kamis, 15 April 2010

Urgensitas Qowaid & Shorof

Urgensitas Ilmu Nahwu (Qowaid) dan
Ilmu Shorof Dalam Mempelajari Bahasa Arab.
(Pengantar)
Oleh: Muhammad Fahri

Pendahuluan
Kata Urgensitas diserap dari bahasa Inggris yaitu urgent; needing immediate attention, action, or decision. (Oxford Learners Pocket Dictionary: Oxford University Press). Dalam bahasa Indonesia dapat kita artikan sesuatu yang membutuhkan perhatian, tindakan, atau sebuah keputusan. Kata tersebut telah mengalami transformasi bahasa kedalam bahasa ilmiah, dari urgent menjadi urgensitas yang berarti; keperluan yang amat penting dan mendesak. (Pius Abdillah; Kamus Ilmiah Populer Lengkap. Arkola. Surabaya).
Jadi sederhananya, tema diatas memiliki pengertian bahwa ilmu nahwu dan ilmu shorof sangat berkaitan erat dan sangat penting untuk mempelajari bahasa Arab. Ilmu nahwu atau yang diidentikkan dengan ilmu Qowaid sendiri adalah ilmu tentang tata bahasa (kaidah-kaidah) bahasa Arab dan ilmu shorof adalah ilmu yang membahas kata-kata dengan perubahan-perubahannya (tashrif). Sebuah susunan kata-kata dikatakan kalimat sempurna apabila memenuhi dua persyaratan; Pertama, kalimat tersebut terdiri dari dua kata atau lebih. Kedua, susunan kata-kata tersebut dapat dipahami atau mengandung arti yang jelas. Kejelasan arti dari kata-kata tersebut banyak disinggung dalam kajian ilmu shorof, karena perubahan kata-kata tersebut akan sangat berpengaruh pada keshahihan artinya.
Lembaga pendidikan yang mengembangkan kurikulum terpadu antara Diknas dan kurikulum pesantren banyak mengedepankan dan menekankan penguasaan bahasa asing, baik Arab maupun Inggris dalam kurikulum dan kegiatan lembaga tersebut. Untuk kalangan pesantren, seperti halnya pondok pesantren Al Inayah, ilmu shorof dan ilmu nahwu sudah menjadi mata pelajaran pokok yang harus dipelajari oleh santrinya. Hal ini disadari oleh pihak pesantren karena kedua ilmu tersebut merupakan dasar dan alat untuk mengetahui dan menggali serta memperdalam bahasa Arab yang bobot pelajarannya hampir menyamai bobot pelajaran umum. Sebagaimana diketahui pula dan diyakini bahwa bahasa Arab sudah menjadi bahasa internasional kedua setelah bahasa Inggris. Mengapa ilmu shorof dan ilmu nahwu keduanya begitu urgent? Tidak heran apabila banyak ahli bahasa (linguist) yang mengatakan:

الصرف ام العـــــلوم والنحو ابوهــــــا

Artinya:
Ilmu shorof itu merupakan ibu dari segala ilmu dan ilmu nahwu (qowaid) merupakan bapaknya.

Inilah sebuah potret keluarga yang keduanya ada dan berdampingan, saling bahu membahu dan saling melengkapi satu sama lain. Apabila dikonotasikan relasi antara kedua ilmu tersebut seperti dua mata koin yang berdampingan namun tidak dapat dipisahkan, artinya baik shorof maupun nahwu memiliki peranan penting dalam memahami ilmu pengetahuan, karena banyak nash-nash (teks) ilmu pengetahuan yang bersumberkan bahasa Arab, dan semuanya dapat dikaji melalui kajian ilmu shorof dan ilmu nahwu apabila ingin membacanya dan mempelajarinya lebih jauh.
Banyak dari kalangan santri yang belum bisa menyadari dan memahami akan pentingnya kedua ilmu tersebut, atau bahkan keduanya menjadi sosok yang sangat menakutkan, membosankan bahkan menyeramkan.
Sesungguhnya tidak demikian, justru dengan menguasai kedua ilmu tersebut, santri akan lebih mudah dan cepat memahami bahasa Arab baik yang diajarkan dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) maupun membaca serta menelaah teks-teks Arab secara individu. Bukankah banyak ilmu-ilmu di alam semesta ini yang dikaji dan disadur dari kitab-kitab yang berbahasa Arab. Bahkan al quran sebagai way of life setiap umat manusia diturunkan melalui kalam-kalam berbahasa Arab, dan ditafsirkan pula dalam berbagai kitab melalui bahasa Arab. Inilah sebuah pengantar untuk lebih bisa mengetahui arti pentingnya ilmu shorof dan ilmu nahwu dalam mempelajari bahasa Arab.

MENAJEMEN ORGANISASI DAN KEPEMIMIPINAN

MENAJEMEN ORGANISASI DAN KEPEMIMIPINAN

Muhammad Fahri



كـلكــــــــم راع و كلكـــــــــم مســـؤول عن رعـيــــــــــته

”Setiap individu adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannya”

Falsafah hidup tersebut haruslah diyakini dan diamalkan oleh setiap individu, karena sadar ataupun tidak seorang individu adalah pemimpin bagi dirinya sendiri, sehingga akan dipertanggungjawabkan dari apa yang telah dilakukan. Individu merupakan satuan terkecil dari kehidupan sosial, penting sekali mengatur atau memimpin diri kita untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat khususnya bagi diri sendiri, maupun untuk orang lain.
Kemampuan mengatur atau memimpin diri kita sebaiknya direncanakan, diarahkan dengan berpedoman pada aturan atau norma-norma adat, sosial, maupun agama sehingga apa yang kita lakukan tidak bertentangan dengan norma-norma tersebut.


PENDAHULUAN
Kata manejemen diserap dari bahasa Inggris (management) yang berasal dari kata kerja manage, yaitu; mengurus, mengatur, melaksanakan, mengelola. Orang yang melaksanakan kegiatannya disebut manager; pengurus, pengatur, pelaksana, pengelola, sehingga berjalan atau tidak sebuah kegiatan tergantung dari “how manager manage a management ”. Bagaimana kecakapan seorang pengurus mengurus urusanya tersebut.
Berangkat dari pertanyaan diatas, maka ada tiga aspek yang muncul yaitu; siapa yang mengurus, apa yang diurus dan bagaimana cara mengurus. Inilah yang akan kita coba kemukakan dalam latihan dasar kepemimpinan ini. Diharapkan dari pelatihan ini akan terjawab ketiga unsur tersebut dengan baik.
Sedangkan organisasi menurut Chester Bernard adalah; sistem kegiatan kerjasama (cooperative activities) dari dua orang atau lebih. Organisasi terbentuk karena adanya kesamaan VISI dan MISI serta TUJUAN. Organisasi juga merupakan objek yang akan diatur, sistem yang akan dijalankan atau dimenej sehingga apabila sistemnya berjalan dengan baik, maka akan berbuah keteraturan, menghasilkan keserasian, serta mencapai TARGET/GOAL yang diharapkan oleh pelaku organisasi tersebut.
Dalam suatu organisasi, penulis mengklasifikasikannya dalam beberapa manajemen:

 MANAJEMEN DIRI
Manajemen diri merupakan aspek yang sangat vital dalam suatu organisasi, karena merupakan langkah awal untuk menuju kepada proses selanjutnya. Manajemen diri adalah proses mengenali diri, mengidentifikasi diri dengan tujuan untuk mengetahui siap diri kita ”who am I?”. Setiap individu haruslah mengenal diri pribadinya secara fisik atau jasmani maupun psikis atau rohani. Dengan kita mengenal diri kita maka kita akan mudah beradaptasi dengan lingkungan kita, berinteraksi dengan orang lain, dan bersahabat dengan alam kita. Melalui pengenalan diri, maka akan terbentuk MENTAL untuk berusaha menjadi diri yang lebih baik, menjadi pribadi yang kita harapkan dan menjadi CONTOH bagi sekitar.
Seorang pengurus dituntut untuk bisa mengenali diri serta beradaptasi dan berinteraksi dengan orang lain, karena bagaimana kita akan mengurus orang lain apabila kita tidak bisa mengurus diri kita sendiri yang disebabkan karena kita tidak mengenali diri kita sendiri.
Satuan terkecil dari organisasi adalah pribadi atau individu, apabila terdapat lebih dari satu individu, maka bisa dikatakan suatu komunitas. Komunitas akan terjalin secara harmonis apabila masing-masing individu dapat beradaptasi satu sama lain, bisa berkomunikasi secara intens dan bekerjasama antar sesama, sehingga menghasilkan gagasan-gagasan yang dituangkan dalam bentuk agenda-agenda.
Bukan permasalahan mudah menjaga komunitas agara tetap harmonis. Perlu perangkat yang jitu untuk menggabungkan antara masing-masing individu yaitu dengan “KOMUNIKASI”. Saling sharing, tukar pengalaman, curahan ide, curahan hati, sehingga satu individu mengetahui individu yang lain. Hal ini untuk menghindari kesalahfahaman, keegoisan, antar sesama individu. Maka perlu digencarkan jaringan komunikasi atau “JARKOM” dalam suatu komunitas.
Dalam kehidupan organisasi terdiri dari berbagai unsur, yang mempunyai maksud dan tujuan agar organisasi yang dimilikinya tetap dipertahankan dan diarahkan demi untuk perkembangan yang lebih dinamis. Pada dasarnya komunikasi di dalam organisasi, terbagi kepada tiga bentuk: Pertama; Komunikasi VERTIKAL, merupakan bentuk komunikasi yang terjadi dari atas ke bawah dan sebaliknya. (button up and top down). Kedua, Komunikasi HORIZONTAL, yaitu bentuk komunikasi secara mendatar, diantara sesama level/pengurus. Ketiga Komunikasi DIAGONAL, yaitu bentuk komunikasi yang sering disebut juga komunikasi silang. Berlangsung dari seseorang kepada orang lain dalam posisi/level yang berbeda. Dalam arti pihak yang satu tidak berada pada jalur struktur yang lain.


MANAJEMEN ADMINISTRASI
Administrasi adalah otak dari suatu organisasi, proses berfikir, input dan output serta asupan suatu organisasi melalui jalur administrasi. Di dalamnya meliputi:

Keuangan
Keuangan berbanding lurus dengan jalannya organisasi, karena akan mempengaruhi kehidupan suatu organisasi atau suatu program kerja. Oleh karena itu, hendaklah keuangan yang ada diatur dengan sedemikian baik. Ditulis dengan pembukuan yang TEPAT, AKURAT, namun MUDAH DIMENGERTI. Identifikasi dari mana pemasukan ke dalam suatu organisasi baik itu harian, mingguan, bulanan, maupun tahunan. Kemudian tentukan pengeluaran dengan sebijak mungkin sesuai dengan skala prioritas.

Surat menyurat
Kegiatan surat menyurat merupakan media formal sebagai perpanjangan lidah dari dari satu orang ke orang lain, dari satu lembaga atau instansi ke lembaga atau instansi yang lain tentang suatu hal yang ingin diketahui.
Sebenarnya tidak ada aturan baku tentang surat menyurat, setiap lembaga atau organisasi memiliki ciri atau kode masing-masing yang tidak dapat diketahui oleh organisasi lain sehingga bisa dicheck kebenaran dan keabsahan surat tersebut.
Yang perlu diperhatikan pula adalah FACE (tampilan) dari surat tersebut sehingga menarik untuk dibaca dan diketahui oleh pembaca. Adapun aturan yang lazim digunakan adalah: kertas yang digunakan jenis legal, diketahui kop surat dan logo, tanggal pembuatan, nomor, lampiran dan prihal surat tersebut.
Tujuan surat, salam pembuka, dan isi surat secara jelas, lugas dan difahami, instansi dan lembaga yang terkait dengan surat tersebut serta tembusan surat tersebut. (contoh 1)
Ada beberapa jenis surat yang sering digunakan dalam menjalankan roda organisasi, diantaranya:
SURAT KELUAR adalah surat yang kita buat untuk memberikan informasi kepada orang atau lembaga lain. SURAT MASUK adalah surat yang kita terima dari orang atau lembaga lain. SURAT KEPUTUSAN dikeluarkan atau dibuat ketika akan memutuskan sesuatu hal yang dianggap resmi/formal. Perlu diperhatikan juga surat yang memerlukan LAMPIRAN, maka harus ditulis juga nomor surat dalam lampiran tersebut. (contoh 2). Masih banyak jenis atau macam surat yang lain, seperti; SURAT KETERANGAN, SURAT PERNYATAAN, SURAT TUGAS dan lain-lain. Yang membedakan adalah NUMERASI (penomoran) dan KODIFIKASI (pengkodean) surat.
Kearsipan
KEARSIPAN sangat diperlukan untuk mengetahui kepada siapa surat yang telah kita keluarkan dan dari siapa surat masuk yang telah kita terima, termasuk surat surat-surat lain yang telah kita buat. Sebaiknya pengarsipan ini dipisahkan atau diatur bedasarkan masing-masing jenis, sehingga memudahkan pengecekkan dan pendataan ulang.

Keproposalan/sponsorship
Proposal adalah curahan ide, gagasan dan fikiran yang dituangkan dalam tulisan. Bagian-bagian yang lazim terdapat dalam proposal antara lain; pendahuluan atau latar belakang, nama dan tema kegiatan, tempat dan waktu pelaksanaan kegiatan, susunan pelaksana kegiatan, manual acara kegiatan, anggaran biaya kegiatan dan penutup serta pengesahan oleh pihak-pihak terkait. Adapun untuk proposal yang sifatnya sponsorship (penawaran kerjasama), harus melampirkan bentuk kerjasama, dan keuntungan bagi kedua belah pihak. Dan juga hal yang sangat berpengaruh dalam proposal adalah FACE (tampilan) keseluruhan dengan layout yang baik dan cover yang baik pula.(contoh proposal)

 MANAJEMEN ACARA
Pemilihan agenda/ program kerja
Biasanya agenda diklasifikasikan menjadi agenda primer, sekunder maupun tersier, tergantung skala prioritas. Atau bahkan ada yang memisahkannya menjadi agenda rutin dan agenda temporal/insidental.
Terlepas dari pengklasifikasikan program kerja atau agenda tersebut ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan. Yaitu harus SMART. Singkatan dari; Specific artinya program kerja harus jelas maksud maupun ruang lingkupnya. Tidak terlalu melebar dan terlalu idealis. Measurable artinya program kerja atau rencana harus dapat diukur tingkat keberhasilannya. Achievable artinya dapat dicapai. Jadi bukan anggan-angan. Realistic artinya sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang ada. Tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Tapi tetap ada tantangan. Time artinya ada batas waktu yang jelas. Mingguan, bulanan, triwulan, semesteran atau tahunan. Sehingga mudah dinilai dan dievaluasi.
Selain itu, dalam menganalisa suatu agenda, sangat lazim mengunakan analisa SWOT, yaitu singkatan dari Strenghts (kekuatan), Weakness (kelemahan), Oppurtunities (peluang), Threats (ancaman). Analisa SWOT adalah alat yang digunakan untuk mengidentifikasi isu-isu internal (S dan W) dan eksternal (O dan T) yang mempengaruhi kemampuan kita dalam mengadakan suatu agenda.
Teknik Memimpin rapat
Rapat adalah media komunikasi yang strategis dan formal untuk menuangkan gagasan atau ide, rapat tersebut haruslah terkoordinir, terarah dan terpimpin. Seorang pemimpin rapat harus bisa menguasai materi rapat, dan hasil rapat disimpulkan ke dalam bentuk NOTULENSI, hal ini penting karena perlu adanya catatan dan sebagai alat bukti yang sah. (contoh)

Teknik Manajemen Acara
Secara umum, dunia manajemen menggunakan prinsip POACE. merupakan singkatan dari P: Planning O: Organizing A: Actuating C: Controlling E: Evaluating. Prinsip manajemen ini banyak digunakan oleh organisasi untuk memajukan dan mengelola organisasi tersebut. Berikut akan dijabarkan masing-masing point tersebut :

PLANNING
Planning : perencanaan, asal kata dari plan (Inggris) artinya rencana. Pada tahap ini dibutuhkan gagasan dan ide-ide awal yang dikomunikasikan antar individu dalam suatu komunitas dan dituangkan dalam sebuah tulisan sehingga menjadi sebuah proposal awal (bayangan). Kemudian difollow up dengan mengadakan rapat atau workshop untuk mematangkan agenda tersebut. Keberhasilan suatu agenda akan bergantung dari sebuah perencanaan yang matang dan terkonsep. Perlu diingat bahwa ”GAGAL MERENCANAKAN SAMA DENGAN MERENCANAKAN GAGAL”

Mulai dengan impian dan semangat yang tinggi.
Impian + semangat = 50 % sukses
Ungkapkan secara lisan dan tulisan.
Lisan + tulisan = proposal
Workshop + rapat
Siapkan planning A dan B

ORGANIZING
Organizing atau pengaturan. Asal kata dari organize (Inggris) artinya mengatur. Proses pengaturan merupakan tindak lanjut dari planning, termasuk didalamnya pemilihan orang-orang terbaik untuk mensukseskan agenda tersebut, penentuan timing dan deadline sehingga bisa mencapai target secara maksimal.

Lisan + tulisan = diatur
Libatkan orang-orang terbaik.
Tentukan timing dan deadline.

ACTUATING
Actuating: pelaksanaan. Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan acara, sehingga proses planning dan organizing diawal akan tercermin dan terealisasikan. Hindari kebiasaan overlapping/tumpang tindih karena bisa mengurang kinerja bagian masing-masing dan harus dibiasakan sistem yang telah dibangun berjalan dengan baik.
Berada pada job masing-masing.
Tidak overlapping (tumpang tindih)
Biarkan sistem yang telah direncanakan dan diorganisir (planned and organized system) berjalan mengalir.
Minimalisir kekurangan.

CONTROLLING
Controlling: pengawasan, pemantauan. Tahap ini juga sangat penting karena kita bisa mengetahui kekurangan pada setiap tahap baik di perencaanaan, pengaturan maupun pelaksanaan. Sehingga proses pengwasan ini bisa menjadi bahan evaluasi diakhir agenda.
Control planning (perencanaan)
Control organizing (pengaturan)
Control actuating (pelaksanaan)
Awasi dan pantau sistem yang berjalan.

EVALUATING
Evaluating: evaluasi. Ini adalah tahap akhir dari suatu agenda karena, pada tahap ini akan diketahui apa yang telah dicapai dan apa saja yang belum terlaksana, faktor apa saja yang menghambat, sehingga tidak sesuai dengan perencanaan, pengaturan dan pelaksanaan maupun pengawasan.
Evaluasi planning (perencanaan)
Evaluasi organizing (pengaturan)
Evaluasi actuating (pelaksanaan)
Evaluasi controlling (pengawasan)


PENUTUP
Organisasi merupakan kumpulan dari orang-orang (komunitas) yang memiliki kesamaan visi, misi serta bekerja sama untuk mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut memerlukan manajemen yang baik dan terkonsep. Manajemen tidak akan berhasil apabila tidak ada individu (pemimpin) di dalamnya yang harus memiliki ilmu dan jiwa kepemimpinan. Jadi, kepemimpinan, manajemen dan organisasi merupakan suatu sistem yang tidak dapat berdiri sendiri dan tidak dapat dipisahkan.
Setelah memenej diri dan komunitas kita yang memiliki kesamaan visi, misi dan tujuan, maka akan mudah menjalankan roda kepengurusan yang diamanahkan. Hendaklah berprinsip kepada KETELADAN. Artinya; tidak berkata, menyuruh, atau membebankan apa yang diri pribadi kita tidak melaksanakannya. Karena komunitas kita akan berbuat sesuai dengan apa yang mereka lihat, dengar dan rasakan. Sederhananya adalah: mulailah dari diri sendiri, amalkan kepada orang lain.!
Akhirnya catatan kecil nan sederhana ini tentang manajemen organisasi dan kepemimpinan yang jauh dari kesempurnaan, diharapkan menjadi kontribusi yang positif serta motivasi bagi para peserta, juga bagi penulis secara pribadi untuk terus bisa lebih mewarnai organisasi yang ada serta membangunkan kembali semangat berorganisasi.

Aku lihat.....
Aku dengar.....
Aku amalkan.....

Membincang Eksistensi Sanggar Al Inayah

Membincang Eksistensi Sanggar Al Inayah
Muhammad Fahri


A. Pendahuluan

Tiada kata yang pantas terucap selain syukur yang tidak dapat diumpamakan oleh apapun atas nikmat dan kemurahan-Nya sehingga kita semua masih dapat menikmati indahnya alam ini di tengah krisis multidimensi seperti sekarang ini.
Shalawat dan salam semoga selalu terlimpah curahkan kepada Muhammad saw. Nabi yang selalu sabar dalam setiap situasi, pembawa risalah yang selalu tegar menghadapi rintangan dan cobaan, rasul yang akan selalu menjadi panutan setiap orang.

Hadirin yang saya hormati
Pondok pesantren Al Inayah merupakan yayasan yang intens di bidang pendidikan dan pengajaran baik ilmu agama maupun ilmu umum dan menekankan pada pembinaan akhlak yang sesuai dengan nilai-nilai keislaman. Selain itu, pondok pesantren Al Inayah sebagai basis kecerdasan intelektual, spiritual maupun emosional, diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif bagi warga sekitar.
Untuk menunjang kegiatan belajar yang edukatif, serta memotivasi santri dalam mendalami berbagai disiplin ilmu, diperlukan wawasan dan keterampilan, baik di bidang seni, olahraga, keorganisasian maupun kepribadian yang sangat mempengaruhi kemampuan kognitif para santri. Karena keberhasilan seseorang tidak hanya diukur melalui kecerdasan kognitif, akan tetapi kecerdasan kreativitas sangat berperan penting dalam perkembangan belajar seseorang.
Sanggar Al Inayah merupakan salah satu tempat untuk mewadahi minat dan bakat santri dalam bidang-bidang tersebut, keberadaan Sanggar diharapkan dapat direspon positif oleh semua pihak, baik di kalangan yayasan, guru-guru maupun di kalangan santri serta alumninya.
Namun demikian, kami tidak melupakan visi yang selalu diusung oleh yayasan pendidikan Islam pondok pesantren Al Inayah ini, yaitu; “Terbina dan lahirnya generasi muslim yang mampu berdzikir dan berfikir serta memiliki kompetensi dalam penguasaan ilmu pengetahuan tanjiliyah dan kauniyah”
SanggarKusik merupakan salah satu project sanggar yang berkaitan dengan bidang kesenian, diharapkan agar santri lebih termotivasi untuk mengembangkan minat dan bakat serta dapat merangsang kegiatan belajar di kalangan santri. Selain itu SanggarKustik diharapkan dapat menjadi hiburan yang edukatif, kegiatan yang konstrukif serta menjadi santapan kreativitas yang positif secara umum. Adapun tema yang kami kemukakan pada kesempatan ini yaitu: Mengasah kreativitas, menumbuhkan loyalitas. Dengan terjemahan; mengasah potensi minat dan bakat serta kreativitas masing-masing individu yang ikut dalam acara ini juga menumbuhkan loyalitas kepada almamater yang kami cintai.

Hadirin yang dimuliakan Allah
Sebenarnya, pada kesempatan ini sanggar Al Inayah ingin mengadakan agenda donor darah bagi orang-orang yang ingin mendonorkan darahnya secara sukarela yang bekerja sama dengan Unit Tranfusi Darah Cabang PMI Kota Bogor. Akan tetapi hal tersebut tidak dapat terealisasikan karena berbagai hal yang menjadi pertimbangan kedua belah pihak. Kami mohon maaf kepada hadirin sekalian yang telah berniat mendonorkan darahnya. Kami juga mengadakan audiensi bagi pihak luar yang ingin berpartisipasi sehingga acara sanggar ini dapat bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya.
Disamping itu, sanggar Al Inayah menggandeng beberapa elemen lain (in collaboration with) diantaranya; Ikatan Santri Al Inayah (ISALIN), Ikatan Alumni Santri Al Inayah (IKASA) serta kami selaku event organizer acara tersebut juga membuka peluang kepada pihak-pihak lain yang ingin berpartisipasi untuk mensukseskan acara ini. Kami mengharapkan dapat menjalin ukhuwah islamiyah yang lebih erat antara pihak yayasan dengan pihak-pihak lain yang terkait.

Hadirin yang berbahagia
Ini bukan yang pertama kali kami mengadakan acara serupa. Pada tanggal 29 Desember 2007 yang lalu, kami telah mengadakan acara pagelaran seni sanggar Al Inayah dan refleksi akhir tahun 2007 dengan mengusung tema “Akhir tahun merupakan momentum introspeksi diri menuju kehidupan yang lebih baik”. Momentum akhir tahun merupakan akhir dari perjalanan hidup di tahun tersebut dan awal kita melangkah menuju tahun berikutnya. Maka patutlah kita bersyukur karena masih diberikan kesempatan di tahun ini dan memohon agar tahun yang akan datang menjadi tahun yang lebih baik dari tahun sebelumnya.
Tak terasa, sekarang kita telah berada di penghujung tahun 2008 dan akan menatap tahun baru 2009 dalam hitungan hari. Maka pada kesempatan ini pula kami berusaha bermuhasabah diri dengan harapan kehidupan kami akan lebih baik.
Secara spesifik, agenda yang kami usung pada kesempatan ini yaitu, pameran IKASA, pameran ISALIN, pameran buku, santunan anak yatim, bazaar pakaian dan barang murah, day and night performance, band (local dan audiensi), puisi, nasyid, qosidah, marawis, musikalisasi puisi, solo, duo, group vocal, serta doorprize.
Adapun agenda inti yang kami usung adalah pengembangan minat dan bakat santri yang dirangkai dengan agenda-agenda sosial lainnya. Kami berusaha mewadahi kreativitas santri dengan sebaik mungkin, dengan semaksimal mungkin walaupun kenyataannya masih jauh dari apa yang diharapkan.

Hadirin yang berbahagia.
Sebagai bahan pertimbangan, kami telah mengadakan seleksi kepada santri yang ingin berpartisipasi dalam acara ini, yaitu dengan melalui tiga tahap; tahap pertama, yaitu test baca al quran, tahap kedua, test penempatan minat dan bakat santri dan yang ketiga. peninjauan akhlak santri dan kepribadiannya.
Salah satu tujuan dari dari seleksi tersebut adalah, bahwa kami tidak mengesampingkan urgensitas kemampuan santri dalam membaca al quran, karena kami pun yakin bahwa al qur’an adalah Ghidza al ruh (santapan ruhani) yang sangat dibutuhkan oleh ruhani kita sebagaimana tubuh kita membutuhkan makanan. Selain itu, aspek akhlak sangat kami perhatikan, sejauh mana mereka beretika, dan beradab yang baik, barulah santri yang telah melewati tiga post test tersebut, kami berikan pengarahan, kami berikan waktu latihan yang terjadwal dibawah bimbingan kami.

Hadirin yang dirahmati Allah
Kami selaku event organizer, kami rasa kami masih memiliki ruh keorganisasian, kepekaan sosial kami belum punah, jiwa perhatian kami masih ada, kami hadirkan untuk anak didik kami tercinta, untuk adik-adik kami tersayang dan untuk rekan-rekan kami terkasih serta untuk orang-orang yang ada didekat kami yang semuanya kami hormati.
Sebenarnya, kami membutuhkan wadah yang lebih untuk berkreativitas, tempat berorganisasi yang lebih terorganisir, serta sarana prasarana yang sedikit mendukung apa yang kami cita-citakan, apa yang kami tuangkan dalam ide-ide segar dan apa yang kami aplikasikan dalam bentuk agenda-agenda mulia.
Kami tidak tahu akan kami arahkan kemana sanggar Al Inayah ini, mungkin akan tetap kami hidupkan, mungkin juga akan selalu kami jaga eksistensinya atau kami kubur dalam-dalam, kami tutup rapat-rapat serta menjauh dari kondisi seperti ini.
Kami mengharapkan perbincangan ini akan terus ditinjaklanjuti, direspon oleh semua kalangan yang berpijak dibawah yayasan pondok pesantren Al Inayah ini. Sehingga terjadi komunikasi yang intens, tujuan yang sesuai serta mencapai target yang kita cita-citakan.
Sedikit banyak kami berusaha memotivasi belajar santri, karena kami sadari dan kami sangat khawatir akan semakin menurun sumber daya santri dalam mempelajari berbagai keilmuan. Lebih jauh lagi, kami sangat tidak menginginkan santri kami semakin jauh dari keseriusannya dalam menuntut ilmu, lebih melupakan nilai-nilai kesantrian dan falsafah hidupnya ataupun acuh tak acuh terhadap visi dan misi pesantren yang kita cintai ini.

B. Kondisi Internal

Kegiatan SanggarKustik in collaboration with ini merupakan rangkaian agenda Sanggar Al Inayah, yaitu bagian dari kegiatan ekstrakurikuler yang tidak wajib diikuti oleh seluruh santri dan tidak mengganggu Kegiatan Belajar Mengajar di kelas, sehingga santriwan dan santriwati yang berperan aktif banyak menguras waktu, tenaga, fikiran dalam mengikuti kegiatan tersebut.
Segenap event organizer, khususnya saya pribadi selaku project officer yang merupakan motor penggerak kegiatan tersebut sangat memiliki banyak kekurangan dan keterbatasan sehingga tidak dapat menjalankan penuh proses kegiatan dari awal hingga acara tersebut selesai.
Minimnya alat-alat pendukung menjadi salah satu kendala terbesar dalam merealisasikan acara ini sehingga sangat mempengaruhi kualitas dan substansi acara SanggarKustik ini. Masih minimnya kesadaran individu serta keseriusan yang dapat menghambat kinerja tim yang terbentuk dalam event organizer serta jaringan komunikasi (jarkom) yang terkadang berjalan kurang baik sangat mempengaruhi target, maksud dan tujuan acara ini.

C. Kondisi Eksternal

Acara SanggarKustik ini memerlukan dana yang tidak sedikit, sehingga kami memiliki tanggungjawab moral kepada pihak sponsor dan donatur. Tidak sedikit instansi yang kurang merespon dengan baik penawaran kerjasama sponsorship yang diajukan oleh kami, sehingga terkadang mematahkan semangat kinerja kami. Yang kami cermati selama ini, faktor ketersediaan dana sosial yang minim dari pihak instansi tersebut ataupun faktor-faktor lain yang menjadi pertimbangan sehingga tidak ikut mensponsori agenda ini. Mungkin juga faktor kematangan proposal yang kami tawarkan kepada pihak-pihak sponsor kurang begitu menjual dan menjadi daya tarik mereka, sehingga tidak jarang kami mengalami kebuntuan, ataupun faktor lokasi acara ini sangat mempengaruhi daya tarik sponsor untuk bekerjasama dalam rangka ikut mensuskseskan acara ini. Tidak dapat disangkal pula, keterbatasan sumber daya (resources) menyebabkan kami harus tumpang tindih/overlap dalam melaksanakan main job kami.

D. Penutup

Terlepas dari kedua faktor tersebut; yaitu faktor internal dan faktor eksternal, yang menjadi alibi kami dalam melaksanakan agenda mulia ini, kami sangat berekspektasi yang tinggi di tengah keterbatasan yang kami miliki.
Bukankah manusia itu tak akan pernah puas dari apa yang telah ia capai sekarang, begitupula kami, kami merasa apa yang telah kami laksanakan dan sedang kami laksanakan ini, jauh dari kepuasan kami selaku manusia biasa.

Hadirin yang dimuliakan Allah
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada:
 Yayasan pendidikan Islam Pondok pesantren Al Inayah yang telah memberikan dukungan moral maupun spiritual bagi kami.
 Walikota Bogor, Lurah Cimahpar, Danau Bogor Raya, Al Amin, Indosat, serta para donator yang telah ikut mensukseskan agenda mulia ini.
 Kepada guru-guru kami, rekan-rekan kami seperjuangan, kami tidak dapat membalas keikhlasan rekan-rekan dalam meluangkan waktu, tenaga, dan fikiran, namun mari kita jadikan itu semua ladang ibadah kita, lumbung amal shaleh untuk bekal di masa yang akan datang.
 Para peserta audiensi, yang sangat antusias mengikuti acara SanggarKustik ini. Semoga kita dapat selalu menjaga silaturahim dan ukhuwah islamiyah.
 Rekan-rekan IKASA yang telah ikut berpartisipasi dalam acara ini, mari kita cintai almamater kita, tempat kita belajar untuk memaknai hidup lebih hidup.
 Rekan-rekan ISALIN atas waktu dan kerjasamanya, semoga dapat memetik benang merah dan mengambil manfaat dari apa yang telah kita usahakan bersama.
 Adik-adik kami santriwan-santriwati pondok pesantren Al Inayah, yang setia dibimbing dan diarahkan. Semoga dapat menjadikan agenda seperti ini sebagai motivasi dalam belajar. Teruslah belajar karena belajar adalah bagian dari kehidupan.
 Ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada seluruh pihak yang telah ikut mensukseskan acara ini. Semoga pengorbanan tenaga, waktu, fikiran, materi dsb, mendapat ridha dari Allah SWT.

Hadirin yang berbahagia
Kami tidak dapat menyembunyikan kebahagiaan kami saat ini, tidak pula akan kami sembunyikan raut muka kami yang lelah. Mohon maaf apabila dalam sambutan ini lebih bersifat terbuka, lebih banyak mengedepankan curahan hati kami, tapi inilah kejujuran yang muncul dari apa yang kami lihat, kami dengar dan kami rasakan selama ini.
Akhirnya “impian” ini dapat terealisasikan dengan usaha yamg maksimal nan optimal. Apapun alasan dan keluhan kami, inilah project manusia yang tak kunjung sempurna dan tidak akan se-sempurna ciptaan Tuhan.
Terakhir, kami bangga menjadi bagian dari Al Inayah.
Al Inayah oh Al Inayah
Kutakkan lupa padamu
Namamu kukenang selalu
Al Inayah almamaterku
Al Inayah dambaan hatiku

Wallahu’alam bishowab
Assalamua’laikum wr.wb

Selasa, 13 April 2010

Hakikat Peserta Didik

Peserta Didik; Hakekat dan Perkembangannya
Oleh.. Muhammad Fahri

Dalam lingkup pendidikan ada tiga unsur yang sangat erat berkaitan yaitu: pendidik ( المعـلم ), peserta didik ( المتعـلم ) dan ( العـلم )ilmu pengetahuan itu sendiri yang merupakan objek dari apa yang diajarkan atau diusahakan dari pendidik kepada peserta didik.
Pengertian diatas sejalan dengan definisi yang dikemukakan Ahmad D. Marimba yaitu “Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani siterdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama”.[1]

Peserta didik dalam pendidikan Islam hakekatnya adalah setiap manusia yang sepanjang hayat selalu berada dalam perkembangan untuk menuju kepada suatu kesempurnaan.
Dalam alam pikiran Barat persoalan hakekat peserta didik termasuk dalam topik bahasan tentang faktor turunan atau warisan (heredity) dan faktor lingkungan (environment). Sehingga pandangan tersebut melahirkan tiga aliran sebagai berikut:

Empirisme. John Locke (1632-1704) yang mempelopori aliran ini mengajarkan bahwa perkembangan pribadi ditentukan oleh faktor lingkungan terutama pendidikan.
Nativisme. Arthur Schopenhauer (1788-1860). Ia berpandangan bahwa faktor pembawaan yang bersifat kodrati dari kelahiran dan tidak dapat diubah oleh pengaruh alam sekitar atau pendidikan itulah kepribadian manusia
Convergensi.William Stern (1871-1938). Perkembangan pribadi sesungguhnya adalah hasil proses kerjasama antara dua faktor; warisan (keturunan) dan lingkungan, dengan kata lain setiap individual merupakan hasil konvergensi dua faktor tersebut.[2]

Di kalangan ulama klasik yang menyinggung masalah kedua faktor diatas adalah Ibnu Miskawaih, mengemukakan dua pandangan yang ekstrem yaitu: Pertama, pandangan yang menyatakan bahwa manusia secara alami adalah baik, dan bisa berubah menjadi buruk karena faktor lingkungan. Kedua, pandangan yang menyatakan bahwa manusia secara alami adalah buruk dan bisa menjadi baik karena faktor lingkungan.
Para ahli pendidikan Islam pun terlibat dalam pembahasan tentang faktor warisan dan lingkungan yang sering dihubungkan dengan istilah (fitrah dan biah).
Faktor fitrah merupakan faktor yang ada pada diri pribadi dan merupakan faktor bawaan atau turunan dengan istilah lain merupakan faktor internal. Sedangkan faktor lingkungan banyak dipengaruhi oleh alam sekitar, bukan berasal dari faktor warisan, atau dapat diistilahkan sebagai faktor eksternal. Untuk lebih memperjelas kedua faktor tersebut, akan diuraikan sebagai berikut.

1. Faktor warisan/keturunan (fitrah)
Kata fitrah berakar pada kata al fathru yang berarti mengadakan dan menciptakan. Fitrah Allah pada manusia berarti pengadaan dan penciptaan yang dilakukan Allah terhadap manusia dalam suatu jenis ciptaan tertentu yang memungkinkannya untuk melakukan suatu perbuatan atau mencapai suatu tujuan tertentu. Allah berfirman:

Musa berkata: "Tuhan kami ialah (Tuhan) yang Telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya, Kemudian memberinya petunjuk. (Q.s.Thaha : 50)

Allah yang telah memberikan manusia akal, instink (naluri) dan kodrat alamiyah untuk kelanjutan dan kesinambungan kehidupan manusia. Sehingga akal, naluri serta kodrat alamiyah merupakan fitrah yang diberikan Allah kepada manusia. Dalam ayat yang lain Allah berfirman:


(Tuhan) yang Menciptakan, dan menyempurnakan (penciptaan-Nya), Dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk, Dan yang menumbuhkan rumput-rumputan, Lalu dijadikan-Nya rumput-rumput itu kering kehitam-hitaman. (Q.s. al A’la : 2-5)


Agama disebut fitrah karena merupakan dasar dasar teoritis dan aturan-aturan praktis, jalan hidup yang dapat menjamin kebahagiaan yang hakiki manusia sebagai tujuan perkembangan martabat insani. Oleh karena itu agama merupakan tuntutan fitrah sehingga tidak boleh berpaling ataupun diubah. Allah menjelaskan:

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang Telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. Q.s. al Ruum : 30)


Fitrah Allah yang dimaksud diatas adalah ciptaan Allah. Manusia diciptakan Allah mempunyai naluri beragama yaitu agama tauhid. Islam merupakan agama tauhid, Maka Islam disebut juga agama fitrah karena merupakan jalan hidup (way of life) yang dikehendaki dan ditunjukan oleh fitrah manusia. Sebab, di dalam Islam terkandung pengertian penyerahan hamba kepada kehendak Allah swt. Dan fitrah manusia itu sesuai dengan kehendak-Nya.

2. Faktor lingkungan (Bi’ah) dalam Perkembangan Pribadi
Manusia menurut fitrahnya adalah makhluk jasmani dan rohani. Dalam perkembangan pribadinya menuju martabat manusia, ada dua faktor yang mempengaruhi: faktor warisan dan faktor lingkungan. Yang dimaksud dengan faktor warisan adalah keadaan yang dibawa manusia sejak lahir yang diperoleh dari orang tuanya, seperti warna kulit, bentuk kepala, dan temperamen. Sedangkan yang dimaksud faktor lingkungan adalah keadaan sekitar yang melingkupi manusia, baik benda-benda seperti air, udara, bumi, langit, dan matahari; baik individu maupun kelompok manusia; ataupun pranata-pranata sosial seperti sekolah, peraturan-peraturan dan adat kebiasaan.

Dua faktor ini sebagaimana diterangkan oleh al-Syaibany, berinteraksi sejak manusia masih merupakan embrio hingga akhir hayat. Karena begitu kuat dan bercampur aduknya peranan dua faktor ini, sukar sekali untuk ditentukan secara pasti faktor mana yang berpengaruh terhadap perkembangan fisik ataupun tingkahlaku tertentu.

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. (Q.s. al-Nahl:78)

Dari dalil diatas disiratkan bahwa keadaan tidak mengetahui sesuatu termasuk agama merupakan bagiian dari fithrah manusia yang berada pada awal fase kehidupannya. Adapula hadits Nabi yang menjelaskan.

Tidak ada seorang anak pun kecuali dilahirkan sesuai dengan fitrah, lalu kedua orang tuanya yang menjadikannya beragama Yahudi, atau Nasrani, atau Majusi (H.R. al Bukhori dan Muslim)

Kalau kata fitrah dalam hadits diatas diartikan dengan beragam Islam, maka pengertian itu hendaknya didasarkan atas anggapan bahwa Islam sesuai tuntutan fitrah. Hadits tersebut mengandung arti bahwa orang tua (lingkungan) tidak hanya bisa menjadikan anak beragama Yahudi, atau Nasrani, atau Majusi, melainkan juga bisa menjadikannya beragama Islam berdasarkan wahyu atau beragama Islam berdasarkan berdasarkan pencariannya dengan segala potensi yang ada padanya.
Di dalam pendidikan, fungsi pendidik adalah berusaha untuk menemukan jalan dan tujuan hidup peserta didik dengan cara memelihara dan mengarahkan fitrahnya serta seluruh bakatnya agar menjadi baik dan sempurna. Namun usaha tersebut akan berujung kepada ketidakberhasilan apabila tidak ditunjang oleh tugas-tugas atau peranan peserta didik itu sendiri. Karena peserta didiklah yang memainkan peran dalam perkembangan pribadinya.
Banyak ulama-ulama yang menaruh perhatian pada tugas-tugas atau peranan peserta didik diantaranya: Al Ghazali, Al Kanani, Al Abrasyi yang concerned kepada petunjuk tentang sifat ilmu yang dipelajari dan petunjuk tentang penciptaan situasi yang kondusif dan mendukung proses pendidikan yang berkisar pada kondisi batin yang dibina oleh ibadah dan akhlaq.[3]
Manusia sebagai peserta didik merupakan makhluk Allah yang memiliki fitrahnya sebagai bagian dari perkembangan kehidupannya serta sejalan dengan apa yang diperintahkan aleh Khaliqnya. Namun dalam kehidupannya, manusia selalu berinteraksi dengan lingkungannya, sehingga akan mempengaruhi kepribadian serta tingkahlaku manusia tersebut.
Wallahu ‘alam bishowab
[1] Ahmad D. Marimba, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung; Al ma’arif, 1980) cet. Ke-4,h.19

[2] Lihat M. Noor Syam, “Pengertian dan Hukum Dasar Pendidikan” dalam Tim Dosen FIP-IKIP Malang, Pengantar Dasar Dasar Kependidikn, (Surabaya: Usaha Nasional, 1988), h. 8-10

[3] Lihat Hery Noer Aly,” Ilmu Pendidikan Islam”,(Jakarta: Logos Wacana Ilmu,1999) h. 129-133